Jumat, 09 Maret 2012

“Malam Yang Panjang”


Memandang langit yang begitu kelam
Tanpa cahaya, sunyi ku rasa
Setiap malam aku memandangnya
Tak pernah letih, ku terus memandangnya

Mengapa ini terjadi padaku
Hampa terasa diriku tanpamu
Tahukan engkau aku disini
Terus menunggumu, sepi sendiri

Dinginnya malam menusukku dari belakang
Menghembus jantungku, perihku rasa
Kini mengalir bersama air mata rindu
Yang bercucuran melawan hembusan angin

Dapatkah kau merasakannya?
Kesunyian bergetar untukmu
Dapatkah kau temaniku?
Walau hanya lewat mimpi

Kamis, 01 Maret 2012

AIR MATA HARAPAN

Cahaya bintang menghiasi air mataku
Dan terhapus oleh hembusan angin malam
Saat aku melihatmu
Dalam langit angan mimpiku

Mengapa kini kau semakin jauh
Tapi bayangmu selalu disisiku
Mengapa aku bisa melihatmu
Sekalipun mataku tertutup

Ku telusuri jalan kenangan kita
Tangis tawa bahagiaku dulu
Kini menggores luka perihku
Dan berubah menjadi pilu

Kulukis dirimu dilangit hatiku
Bersama luka dalam rindu
Tetes demi tetes harapanku jatuh
Ku inginkanmu kembali padaku

TENTANG WAKTU (Part II)

Ayam berkokok dikala fajar
Menyambut datangnya sang mentari
Perlahan bergerak menyentuh awan
Menggapai impian dan harapan

Memulai hari dengan lembaran baru
Menyusuri tiap-tiap ruang waktu
Bersama langkah menuju takdirku
Dengan waktu tinggalkan masa lalu

Bulir-bulir waktu berlalu
Berjuta-juta penyesalan terbentuk
Kini berlabuh di dermaga hati
Bersama luka dalam perih

Cahaya senja perlahan meredup
Berganti pelita terangi malam
Rebah redup dalam biasnya
Perlahan meredup dalam sunyi

Ketika sunyi mulai mengisi
tergerak hati untuk berpikir
menyadari waktu yang terus berlari
dan tak akan pernah kembali